150 Tokoh Dunia Bertemu di Jakarta Bahas Peran Agama dalam Perangi Krisis Iklim

Jakarta, Wisataku Literasi - Konferensi Agama dan Perubahan Iklim Asia Tenggara (Corecs) 2023 digelar di Hotel Ritz-Carlton pada Rabu, 4 Oktober 2023. Ada 150 undangan, dengan 100 tokoh agama dari Indonesia dan 50 dari negara ASEAN, termasuk Mesir dan UEA.

Majelis Hukama Muslimin (MHM) adalah penyelenggara utama konferensi ini. MHM adalah organisasi internasional independen yang diisi oleh cendekiawan, bijak, dan pemimpin dengan nilai-nilai keadilan, kebijaksanaan, moderasi, dan toleransi.

Tokoh-tokoh penting yang hadir meliputi Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki, pendiri MHM Quraish Shihab, Sekretaris Jenderal MHM Mohamed Abdelsalam, Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Mantan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, anggota Komite Eksekutif MHM TGB Muhammad Zainul Majdi, duta besar dari negara-negara sahabat, serta peserta muktamar.

Dalam konferensi internasional tingkat Asia Tenggara ini, para peserta mendiskusikan peran agama dalam mengatasi krisis dan perubahan iklim globa. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla, menyatakan bahwa ajaran Islam secara prinsip mengajarkan untuk menjaga lingkungan. Selain itu, ajaran ini juga melarang menebang pohon sembarangan.

Dengan kata lain, Jusuf Kalla menjelaskan bahwa menjaga lingkungan sejalan dengan nilai-nilai agama. Ia menekankan bahwa tidak ada satu agama pun yang mendorong tindakan merusak alam.

Selain itu, Jusuf Kalla menyoroti pentingnya peran agama dalam isu lingkungan. Hal ini karena lebih banyak orang cenderung patuh terhadap ajaran agama daripada undang-undang.

Quraish Shihab, seorang cendekiawan Muslim, menekankan bahwa ilmu tanpa iman tidak memiliki tujuan jelas dan dapat merusak lingkungan.

"Akibat ketiadaan iman dan rasa maka ilmu kita kehilangan arah, bahkan merusak lingkungan," ujar pria yang juga pendiri dan anggota Majelis Hukama Muslim (MHM) tersebut. 

Quraish Shihab mengingatkan agar akal dan hati tidak dipisahkan, karena pemisahan ini bisa menyebabkan masalah dan krisis manusia. Ia juga menyoroti bahwa kemajuan ilmu pengetahuan harus bijak dalam pengelolaannya untuk menjaga kelestarian lingkungan.

"Manusia dewasa ini ibarat kupu-kupu yang terbakar karena kepandaiannya sendiri saat terbang," ujarnya.

Dalam kesimpulannya, Quraish Shihab, atas nama Majelis Hukama Muslimin, mengajak umat Muslim untuk menggabungkan ilmu, hikmah, akal, qalbu, rasa, dan rasionalitas. Tujuannya adalah untuk mencapai keseimbangan antara dunia dan akhirat.

"Ilmu menciptakan alat-alat produksi dan akselerasi, sedang iman menetapkan arah yang sedang dituju," tutupnya.