Pemerintah Iran Bantah Laporan Hukuman Cambuk Ronaldo
Tangkapan layar C. Ronaldo yang diambil dari IG@cristiano oleh Irwan

Jakarta, Wisataku Literasi - Cristiano Ronaldo diduga melanggar peraturan zina dan dikabarkan terancam hukuman cambuk di Iran. Ancaman ini muncul setelah Ronaldo memeluk seorang seniman perempuan bernama Fatimah Hamini.

Berdasarkan informasi yang telah dihimpun, awalnya, Al Nassr dan Cristiano Ronaldo datang ke Iran saat melawan Persepolis dalam Liga Champions Asia pada (20/9/2023). Masyarakat setempat menyambut meriah kedatangan tim tamu di Teheran.

Pemerintah Iran memberikan sambutan khusus kepada Ronaldo. Pemain berusia 38 tahun itu menerima banyak hadiah dari para penggemarnya, termasuk karpet Persia dan lukisan.

Fatimah Hamini memberikan salah satu lukisannya kepada Ronaldo. Fatimah Hamini adalah seorang seniman terkenal di Iran yang melukis menggunakan kakinya, mengingat kondisi fisiknya yang mengalami kelumpuhan sekitar 85%.

Ronaldo sangat menghargai lukisan yang diberikan oleh Hamimi. CR7 bahkan bertemu langsung dengan Hamimi, yang menggunakan kursi roda, dan dengan tulus memeluk serta memberinya ciuman di kening sebagai tanda terima kasih.

Video pertemuan Ronaldo dengan Hamimi yang kemudian ia peluk menjadi viral di media sosial. Namun, Tindakan pemenang lima kali Ballon d'Or tersebut tidak disukai oleh semua pihak.

Sebuah kelompok pengacara konservatif Iran menilai bahwa Ronaldo telah melanggar peraturan zina. Memeluk dan mencium perempuan non-muhrim dianggap perzinahan dalam hukum syariat Iran.

Laporan Stasiun TV Iran tentang Hukuman Bagi Ronaldo

Stasiun TV Iran, Sharq Emroz, melaporkan Ronaldo bersalah zina dan dijatuhi hukuman cambuk 99 kali. Hukuman ini akan diberlakukan saat Ronaldo kembali ke negara tersebut. Namun, hukuman tersebut bisa dibatalkan jika Ronaldo "menunjukkan penyesalan" atas perbuatannya.

Namun, pemerintah Iran membantah isu tentang hukuman cambuk untuk Ronaldo. Dalam pernyataan resminya, pemerintah Iran menegaskan bahwa mereka tidak akan menghukum sang pemain dengan pasal apa pun.

"Pemerintah dengan tegas menolak keputusan pengadilan terhadap atlet internasional manapun yang berada di Iran. Kami khawatir bahwa pemberitaan yang tidak berdasar ini dapat mengaburkan kejahatan-kejahatan terhadap kemanusiaan serta tindakan perang yang menimpa bangsa Palestina yang tertindas," demikian pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar Iran di Spanyol, Jumat (13/10/2023).

"Harap dicatat bahwa Cristiano Ronaldo mengunjungi Iran pada tanggal 18 dan 19 September untuk bermain dalam pertandingan sepak bola resmi, dan dia disambut sangat hangat oleh masyarakat dan pihak berwenang. Pertemuannya yang tulus dan kemanusiaan dengan Fatimah Hamimi juga mendapat pujian dan pengakuan baik dari masyarakat maupun otoritas olahraga negara tersebut," tulis pernyataan tersebut. (Dari berbagai sumber/Irwan).